BANDAR66 - Dalam menjalani sebuah hubungan, terkadang seseorang tidak sadar dirinya berada dalam situasi yang tidak menyenangkan, Bida jadi perilaku pasangan yang kurang menyenangkan kamu abaikan.Namanya juga jatuh cinta. Padahal kamu juga sebenarnya merasa kesal atau marah dan sedih atas perbuatannya. Tapi kalau kamu mau konfrontasi juga binggung, takutnya malah kamu yang disalahin. Nah, loh. Bukannya cinta seharusnya membuat segalanya lebih indah dan nyaman? Kenapa malah jadi serba salah?
1.Kara orang, cinta itu buta dan membutakan. Mungkin ini yang membuatmu tidak bisa melihat kesalahannya.
Ada banyak sekali orang di dunia ini yang kalah sudah terlanjur cinta, jadi lemah penglihatannya untuk sekadar menyadari bahwa pasangannya bisa juga berbuat salah.
Jika dia sadar ketika melakukan kesalahan lalu segera minta maaf dan tidak mengulanginya ( bukan hanya janji), maka masalah selesai. Masalah baru muncul jika ia sadar telah berbuat salah, tetapi justru membuatmu merasa bersalah karena mencoba mengonfrontasinya.
2.Ketika kami memergorkinya chatting dengan teman lawan jenis dalam frekuensinya yang tidak wajar
Lagi makan bareng, tangan dan pandangannya selalu tertuju ke layar handphone. Ditanyai Chanting sama siapa, tidak di jawab. Nanti kalau dilihat, malah marah dan menuduhmu overprotektif. Sekalinya ketahuan ternyata lagi chatting sama teman lawan jenis dan itu terjadi berulang kali, padahal si teman chatting juga bukan koleganya di tempat kerja. Jadi mereka chatting urusan apa? Jika kamu bertanya dan dia mau menjelaskan baik - baik, selesai urusan, Tapi, jika sikapnya justru berubah menjadi defensif dan menyalahkanmu, perlu dicek lagi tih, emang ada apa kok marah balik?
3.Kamu tidak perlu merasa bersalah untuk kemarahannya.
Kecuali memang kamu salah. Kalau kasusnya seperti contoh di atas , luangkan waktu untuk intropeksi diri dan hubungan. Coba kamu ingat, apakah kamu lebih bahagia sebelum atau sesudah berpacaran dengannya? Apakah jika hubungan ini diteruskan akan mengubah kalian berdua menjadi orang yang lebih baik atau sebaliknya? Bagaimana hubunganmu dengan keluarga dan teman dekat setelah kalian berpacaran? banyak indikator yang bisa dipakai untuk menentukan kesehatan hubungan kalian.
4.Apakah dia sering mempermalukan atau membentakmu di depan umum?
Padahal ada teman - temannya, teman - temanmu dan bahkan ada anggota keluarga yang lain? Seseorang yang baik akan mempermalukan pasangannya dengan baik pula, saat berdua maupun saat sedang bersama orang lain. Mungkin selama ini kamu hanya berpikir sambil lalu atau dalam hati aslinya malu dan kesal, tapi kalau sehari - hari aja dia berani mempermalukanmu tanpa rasa hormat dan tidak menghargaimu selayaknya pasangan, gimana bisa kamu yakin nanti setelah lebih serius tingkatan hubunganya, dia akan berubah?
5.Hubungan yang sehat semestinya berjalan tanpa ada paksaan
Wajar kok kalau berbeda pandangan. Namanya juga dua kepala, tidak mungkin dong isinya sama semua, Nah kalau memaksakan kehendak atau prinsipnya ke kamu, itu tidak wajar. Apalagi kalau dengan kalimat semacam, "Kalau kamu tidak mau..., aku tidak bisa lanjut sama kamu."
6.Aku Sayang kamu, Tapi
Kalimat yang ada di sebelum kata "tapi" itu bohong semua. Cuma pesimis aja. Masa mencintai harus ada kata tapinya? itu cinta apa beasiswa?
'Ingat ya, kekerasan dalam hubungan dua orang itu bukan hanya berwujud kekerasan secara fisik. Ada juga kekerasan verbal dan kekerasan emosional. Mungkin dia memang tidak pernah menyakitimu dengan tangannya sendiri. Tapi kalau ucapan dan perbuatannya selalu membuatmu sedih, untuk apa dipertahankan?
Nice article. very good to read this .
BalasHapusSahabatQQ
Daftar SahabatQQ